ARTIKEL TERKINI - Kesulitan mencari pekerjaan adalah hal yang sudah biasa di Indonesia.Hal ini dikarenakan Indonesia mengalami bonus demografi, dimana populasi warga negara usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibanding usia non-produktif (<65).
Dampak positif bonus demografi yakni mudahnya dalam mencari tenaga kerja, serta membantu keseimbangan perekonomian negara. Namun sisi negatif dari bonus demografi ini yakni tingkat pengangguran tinggi akibat sedikitnya lapangan pekerjaan.
Dampak pengangguran disebabkan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mumpuni. Hal ini juga disebabkan karena strata ekonomi masyarakat yang beragam. Mulai dari tingkat ekonomi rendah hingga tinggi, yang berpengaruh pada kualiatas pendidikan yang anak-anak terima.
Mencari pekerjaan tentu sulit, ungkap para pejuang nafkah. Masih banyak yang ditolak beberapa perusahaan karena syarat dan ketentuan yang diklaim tidak masuk akal. Mulai dari batas usia maksimal melamar kerja, harus memiliki skill lebih dari yang ditentukan, hingga menyangkut hal pribadi (misal, tidak boleh menikah sampai waktu yang ditentukan, agama, ras, suku dan lain sebagainya).
Masih ada perusahaan yang juga mencari calon pekerja dengan persyaratan yang terlalu banyak dan dinilai tidak worker-friendly. Selain bentuk perusahaan masih tergolong 'kecil', biasanya karena bisa adanya pemangkasan biaya operasional, atau tidak mau menambah anggota baru saja.
Mengutip Quora, masih ada beberapa warganet yang menormalisasikan konsep 'harus serba bisa, dapat bekerja di bawah tekanan, dan gajinya sepakat seperti itu saja ya.' Hal ini menjadi bentuk nyata 'tidak memanusiakan manusia.'
Salah satu kutipan lowongan pekerjaan. Sumber: Quora
Berbagai aplikasi dan e-mail menjadi saksi bisu para pencari kerja untuk melamar sesuai dengan apa yang diinginkan. Namun apakah benar-benar sesuai apa yang telah dipelajar? Tentu saja berbeda. Itulah yang membuat saya merasa hal ini disayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar