Arsip Blog

Kamis, 30 November 2023

RAGAM SAMBAL NUSANTARA; JENIS DAN CARA PELESTARIAN

INDONESIA - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sambal merupakan salah satu menu yang wajib ada. Sambal bisa dimakan dengan berbagai ragam sayur dan lauk-pauk, bahkan bisa dimakan hanya dengan kerupuk atau nasi hangat. Di Indonesia, sambal sudah ada sejak abad ke-10. Berdasarkan buku Indonesia Poenja Tjerita (2016) karya Eka Saputra, Pendeta PJ Veth mengatakan bahwa cabai sudah ada sejak zaman Jawa Kuno dan menjadi komoditas langsung jual.

                                            Sambal terasi. Sumber: Endeus

Sebagai warga Indonesia kita perlu bangga dan apresiasi, karena sambal memiliki citarasa yang unik dan beragam di berbagai daerah. Dengan beragam rempah, cara pengolahan, dan filosofi sambal itu sendiri, membuat makanan tersebut memiliki banyak kreasi. Tidak heran jika hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ragam sambalnya masing-masing.

Dari Sabang hingga Merauke tentu ada beragam jenis sambal. Namun beberapa sambal berikut ini merupakan jenis yang paling sering dijumpai di berbagai toko atau gerai makanan, serta yang paling sering dimasak di rumah. Jenis sambal tersebut antara lain Sambal Matah, Sambal Bawang, Sambal Terasi, Sambal Ijo, Sambal Dabu-Dabu, Sambal Ikan Roa dan Sambal Tomat.

Menurut Retno; seorang ibu rumah tangga, mengatakan bahwa kemudahan zaman membuat beberapa budaya dan tradisi, salah satu kuliner, menjadi langka dan tidak terlestarikan. Terbukti dengan banyaknya ragam jenis sambal yang dijual di marketplace atau restoran mewah, namun citarasa yang tidak otentik seperti asli daerahnya. Banyak tata cara pembuatan sambal di berbagai platform, tidak sesuai dengan tradisi asli. Menurut Retno, hal ini disebabkan oleh beberapa tata cara dan bahan yang sengaja dikurangi, sehingga memengaruhi citarasa sambal.

 “Ini sih yang membuat citarasa sambal menjadi lain dan tidak seenak aslinya. Emang sih banyak tutorial jadi kelihatan mudah, tapi jadinya ngaco. Tidak sesuai dengan rasa sambal yang langsung dicoba di daerahnya,” ujar Retno.

“Sebagai generasi muda era 20 ke atas, mereka harus belajar melestarikan budaya dan kuliner Nusantara. Walaupun ga bisa masak, minimal tahu sejarah dan suka nyoba ragam sambal. Kalau gabisa coba, minimal bisa memberikan pengetahuan umum tentang kekhasan sambal di berbagai daerah,” ujar Retno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAMPAK FENOMENA BULLYING PARA PELAJAR DI INDONESIA

ARTIKEL TERKINI - Setiap keluarga maupun individual tentu memiliki tingkatan dan gaya hidupnya masing-masing. Mulai dari strata tinggi hingg...